Rabu, 14 Mei 2014



Luar Biasa, Pembelajaran Berbasis Proyek Sudah Mendunia


          Kita harus segera tanggap dan membenahi tujuan pembelajaran, langkah, dan evaluasi. Tak mungkin kita tunda lagi, ketinggalan jaman akan memperparah hasil belajar anak. Mereka tak mungkin siap menghadapi dunia kerja yang tak pernah mereka pelajari ketika sekolah. Jika hal ini terjadi, buat apa mereka sekolah kalau tak mampu dan tak memiliki keterampilan kerja sehingga tak dapat menghidupi diri sendiri, apalagi keluarganya? Kita tak mungkin setega itu. Apa jadinya kalau anak cucu kita juga terkena dampaknya?

Ketika kita menyadari hal tersebut di atas, tentulah spontanitas kita online dan mempelajari situasi pendidikan dunia. Ya Ampun, mungkin di luar dugaan kita, ternyata “Project Based Learning (PBL)” dilaksanakan dengan hebatnya di seluruh dunia. Bahkan anak SD sudah mampu menciptakan sesuatu dan segalanya serba IT. Subhanallah. Yuk sahabat Guraru, kita belajar dan menerapkan PBL ke anak didik. Insya Allah kita bisa.

Pembelajaran yang berpusat pada guru cenderung membuat siswa bosan, sehingga sebagian ada yang mengantuk, menahan kantuk hingga pusing, menulis hal yang lain, tak mendengarkan, bercerita dengan teman, atau lainnya lagi. Akibatnya ketika ulangan harian, banyak anak yang remidi. Kemungkinan besar anak yang tak remidi, ketika akhir semester tiba, stress menghadapi bahan ulangan yang bertumpuk dan banyak yang sudah lupa.

                                           Gambar 1: Pembelajaran Tradisional (Konvensional)


                                                             Gambar 2: Siswa mulai bosan


            “The teacher is no longer the only provider of knowledge. The key today is what we do with the knowledge.” Guru tidak lagi merupakan sumber informasi. pengetahuan sudah tersedia amat banyak dan bervariasi. Kunci pembelajaran saat ini adalah “Apa yang kita lakukan terhadap pengetahuan itu atau apa yang akan kita perbuat dengan pengetahuan tersebut.” “Use that knowledge for doing something.” Oleh sebab itu, seluruh dunia melaksanakan PBL, hingga pada evaluasi. Sungguh luar biasa.

Melalui PBL, kita ajak anak didik merumuskan masalah, menyusun rancangan proyek dan melaksanakannya, kemudian menyusun laporan dan mempresentasikannya. Tentulah hal ini kita lakukan sesuai tingkat berpikir anak dan kompetensi yang harus mereka kuasai. Dunia nyata yang menjadi sasaran proyek banyak sekali. Misalnya studi wisata seperti ide pak Nur’ alim. Banyak tempat wisata yang dapat dipelajari. Anak juga dapat diajak ke pasar, pertokoan, atau industri terdekat dengan sekolah.

Dalam proses pembelajaran proyek ini, anak berlatih memecahkan masalah. Mereka harus merumuskan masalah sebelum merancang proyek. Mereka akan berpikir kritis dan kreatif hingga akhir proyek. Bagaimanapun pembembelajaran tetap dimulai dari LOTS (Lower Order Thinking Skills), namun harus dilanjutkan hingga HOTS (Higher Order Thinking Skills). Menurut taksonomi Bloom, LOTS berkisar pada taraf berpikir C1 hingga C3. Sedang HOTS adalah tingkat berpikir tinggi, C3 hingga C5 dan C6. Mengingat bahwa tingkat berpikir anak bervariasi (heterogen), maka mereka memerlukan pembelajaran yang berawal dari hal yang nyata, untuk memudahkan alur pikiran ke arah teori abstrak. Insya Allah proses ini tak terasa sulit, sebab PBL memang ditujukan untuk melayani heterogenitas anak. PBL bersifat open ended, memanfaatkan pengalaman hidup mereka, dan hal-hal yang mereka ketahui dalam kehidupan sehari-hari. Insya Allah mereka melaksanakan PBL dengan gembira, santai, rileks, bahkan humor yang sesuai pun bisa terjadi. Setiap perbedaan individu dalam cara belajar pun dapat menyatu, tak harus dipaksakan. Sungguh luar biasa.

Uraian di atas menunjukkan bahwa dengan menggunakan “Project Based Learning” sekaligus mengacu pada “Problem Based Learning.” Jadi PBL memiliki arti ganda, Proyek dan Problem. Oleh sebab itu penilaian proses juga open ended, berbasis kriteria. Sebenarnya nilai harian maupun nilai akhir diambil berdasarkan ulangan dengan soal non obyektif (soal uraian), bukan soal obyektif (pilihan ganda dan sejenisnya). Ya, tentunya semua ini melakukannya bertahap, maju berkelanjutan. Jelaslah bahwa PBL merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

                                                Gambar 3: Investigasi tanaman sekolah



                                                      Gambar 4: Studi Wisata ke Museum



                                                       Gambar 5: Studi Wisata: Ke pasar


                             Gambar 6: Diskusi kelompok merumuskan masalah dan merancang investigasi




                                               Gambar 7: Seluruh dunia melaksanakan PBL




            Ketika PBL anak didik kita posting di sini, Insya Allah guru lain akan ingin melakukan pula. Dengan sepenuh hati, Insya Allah saya dapat terus berjuang bersama Guraru. Beberapa guru sudah mulai tertarik untuk melaksanakannya, ketika membaca artikel-artikel Guraru yang mudah dicari di Google dan lainnya, Alhamdulillah. Berikut saya sematkan contoh PBL sekolah di luar negeri, Insya Allah menginspirasi.

Referemsi : http://guraru.org/guru-berbagi/luar-biasa-pembelajaran-berbasis-proyek-sudah-mendunia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar