Keutamaan Bulan Sya'ban
Dalam ajaran Islam ada sejumlah waktu khusus yang lebih utama dan mulia dibandingkan waktu lainnya. Keutamaan ini terkadang disebabkan peristiwa penting yang terjadi pada waktu tersebut. Misalnya keutamaan hari raya bitsah, karena pengangkatan baginda Muhammad sebagai Rasulullah terjadi pada hari itu. Maupun hari raya Ghadir, ketika Imam Ali diangkat sebagai imam yang meneruskan risalah suci Nabi Muhammad Saw. Namun sejumlah waktu lainnya lebih utama karena memiliki karakteristik khusus. Dalam Islam terdapat tiga bulan dalam setahun yang memiliki kedudukan khusus yaitu Rajab, Sya'ban, dan Ramadhan.
Mengenai keutamaan bulan Rajab, Rasulullah bersabda, "Rajab adalah bulan yang diagungkan oleh Allah Swt. Dengan demikian, tidak ada bulan yang lebih agung dari bulan ini. Masyarakat Arab jahiliah menilai bulan Rajab sebagai bulan agung, kemudian Islam menambahkan keagungan bulan ini." Di bagian lain, Rasulullah pernah bersabda, "Ketahuilah, Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku."
Berbagai riwayat dan pesan para ulama mengungkapkan keutamaan ketiga bulan ini, dan menyebutnya ketiganya sebagai bulan yang tepat untuk memperbanyak ibadah dan penyucian diri. Mengenai hal ini, Imam Khomeini menuturkan, bulan Rajab, Sya'ban dan Ramadhan memberikan berkah yang melimpah bagi umat Islam. Ayatullah Khamenei menyebut ketiga bulan ini sebagai hari raya bagi hamba Allah yang saleh, dan bulan yang tepat untuk bermunajat kepada Allah Swt.
Kini, kita akan mengupas salah satu bulan agung ini. Sya'ban adalah bulan yang sangat agung. Di bulan ini berbagai doa dan amalan khusus berkumandang dari mulut hamba-hamba saleh. Mengenai keutamaan bulan Sya'ban, Rasulullah Saw bersabda, "Sya'ban adalah bulan mulia dan bulanku. Bulan ini adalah bulan agung sebagaimana Ramadhan. Di bulan itu Allah menganugerahkan rezeki yang melimpah bagi umatnya, membuka pintu surga dan menutup pintu neraka. Di bulan ini rezeki umat Islam ditebar. Tidak hanya itu, di bulan mulia ini, ganjaran kebaikan dihitung beberapa kali lipat dan amal saleh dihitung 70 kali lipat."
Rasulullah dan para Imam Maksum menyebut bulan Rajab dan Sya'ban sebagai permulaan untuk memasuki bulan Ramadhan. Sya'ban menyiapkan kondisi spiritual untuk menyemai berkah di bulan Ramadhan. berbagai amalan khusus di bulan Sya'ban menunjukkan bahwa bulan ini merupakan momentum yang tepat untuk beristighfar dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Salah satu amal ibadah yang sangat dianjurkan adalah berpuasa. Setiap kali tanda masuknya bulan Sya'ban terlihat, Rasulullah berseru, "Wahai penduduk Madinah berpuasalah di bulan Sya'ban. Allah merahmati orang yang berpuasa di bulan ini."
Berbagai hadis menjelaskan seruan berpuasa di bulan Sya'ban dan meneruskannya hingga bulan Ramadhan agar berkah dan ganjarannya semakin berlipat ganda. Imam Ali bersabda, Barangsiapa yang berpuasa karena mencintai Rasulullah dan niat tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, maka surga diwajibkan baginya.
Salah satu pesan Rasulullah dan ulama Islam mengenai bulan Sya'ban adalah memohon ampunan dan bertaubat kepada Allah. Demikian pula di bulan Sya'ban disunahkan memperbanyak bershalawat kepada Baginda Rasulullah dan Ahlul Baitnya. Di bulan itu juga disunahkan untuk memperbanyak zikir.
Imam Sajjad as, mengajarkan sebuah shalawat yang khusus dibaca pada bulan Sya'ban. Shalawat ini memiliki makna yang dalam dan tinggi mengenai Rasullah dan Ahlul Baitnya serta memohon safaat dari mereka.
Mengenai keutamaan bulan Sya'ban, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyinggung kehidupan Rasulullah di bulan mulia ini, seraya mengatakan, "Rasulullah hingga akhir hayatnya senantiasa memuliakan siang dan malam bulan Sya'ban. "
Munajat Sya'baniah juga merupakan doa-doa termasyhur di bulan Sya'ban yang dinukil dari Imam Ali as. Doa ini memiliki kedalaman makna mengenai taubat dan istighfar serta memohon keridhaan Allah. Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa wali Allah dan pemuka agama menekankan munajat ini. Dola tersebut juga menjadi perhatian Imam Khomeini. Beliau berkata, "Munajat Sya'baniah merupakan munajat paling agung yang dipenuhi samudera maarif ilahi." Saking tingginya keutamaan munajat Sya'baniah, Imam Khomeini juga menafsirkan penggalan munajat tersebut.
Meski bulan Sya'ban sendiri adalah bulan yang sangat penting, namun ada hari tertentu di bulan ini yang memiliki keagungan melebihi hari lain, bahkan menjadi malam paling utama setelah Lailatul Qadar. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda, "Saya tertidur di malam 15 Sya'ban. Lalu malaikat Jibril membangunkanku dan berkata: wahai Muhammad, apakah malam ini kamu tidur? Aku menjawab: Wahai Jibril apakah malam ini ? Jibril menjawab: Malam ini adalah malam pertengahan Sya'ban. Di malam ini pintu-pintu rahmat dan ridha ilahi dibuka ... wahai Muhammad barang siapa yang terbangun di malam ini hingga Subuh dan mengisi malam berkah tersebut dengan takbir, tasbih dan doa serta shalat serta membaca al-Quran, maka surga akan menjadi tempat peristirahatannya."
Ketika membandingkan keutamaan malam Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan dan pertengahan Sya'ban, Imam Khomeini berkata, "Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah karena didalamnya ada Lailatul Qadar. Demikian pula, bulan Sya'ban adalah bulan agung karena didalamnya terdapat malam pertengahan Sya'ban."
Pertengahan Sya'ban merupakan peristiwa penting. Di waktu Subuh 15 Sya'ban 255 Hq, Sang penyelamat dunia, Imam Mahdi as dilahirkan ke dunia. Dengan kebangkitannya, dunia dipenuhi keadilan. Oleh karena itu, pertengahan Sya'ban adalah hari yang dinanti-nanti kaum mustadafin di seluruh dunia. Inilah, momentum naiknya kekuatan mustadafin di dunia sebagaimana dijanjikan al-Quran.
Imam Mahdi adalah keturunan Rasulullah Saw yang lahir pada bulan Sya'ban sebagaimana Imam Husein dan Imam Hasan. Mengenai Imam Husein as, Rasulullah Saw bersabda, "Husein bagian dariku dan aku bagian dari Husein. Di bagian hadis lainnya disebutkan, Husein adalah kapal penyelamat dan pelita hidayah."
Allah Swt menganugerahkan tiga bulan mulia bagi hambanya yaitu bulan Rajab, Sya'ban dan Ramadhan agar mereka melepaskan diri dari belenggu materi dan kembali memperhatikan spiritualitas dan kehidupan akhirat. Ayatullah Khamenei menegaskan, "Bulan Ramadhan adalah kesempatan berharga yang diberikan Allah bagi umat Islam. Tiga bulan mulia dari Rajab hingga Ramadhan merupakan bulan yang dipenuhi nilai-nilai penting dan utama. Untuk itu kita pun harus memanfaatkan berkah ilahi ini dengan sebaik-baiknya."
Mengenai zikir dan doa di bulan-bulan suci itu, Rahbar mengungkapkan, hanya membaca saja tidak memadai. Lebih dari itu harus dipahami kandungan makna dari doa tersebut hingga terhunjam ke dalam hati. Sejatinya bulan Rajab, Sya'ban dan Ramadhan merupakan kesempatan berharga untuk meraih mutiara dalam diri kita dengan membersihkan diri dan mensyukuri karunia Ilahi. (IRIB Indonesia)
Sumber : http://indonesian.irib.ir/artikel1/-/asset_publisher/7xTQ/content/keutamaan-bulan-syaban/pop_up